JULUKAN AL FARUQ ~
Keislaman umar tidak luput dari do’a nabi yang berbunyi. Ya allah, muliakanlah islam dengan orang yang
paling engkau cintai antara kedua orang ini, ‘Amr bin Hisyam (Abu Jahal) atau
Umar bin khothtab (HR. Tirmidzi)
Alloh
SAW mengabulkannya dengan memilih Umar bin khotthab sebagai salah satu pilar
kekuatan islam, sedangkan Amr bin Hisyam meninggal sebagai Abu Jahal.
JULUKAN AL FARUQ
~ Setelah masuk islam, umar bin khottab
ra mendapat gelar al faruq (Pembeda). Tentunya ada peristiwa dibalik julukan al
faruq ini, pada suatu ketika ada salah satu sahabat menanyakan alasan kenapa
umar memiliki julukan al faruq. Hamzah masuk islam 3 hari sebelum saya, jawab
umar ra. Kemudian ia menceritakan pengalamannya ketika pertama menyuarakan
keislamannya secara terang terangan, wahai rasululloh bukannya kita berada
diatas kebenaran hidup ataupun mati??
“Tentu
saja! Demi jiwaku yang berada di tangannya, sesungguhnya kalian berada diatas
kebenaran. Mati atau pun hidup.”
JULUKAN AL FARUQ
~ Lalu untuk apa kita bersembunyi
sembunyi? Demi yang telah mengutus mu dengan kebenaran, sungguh kita harus
keluar menampakkan diri,” desak umar ra. Nabi menjawab pertanyaan umar dengan
membagi kaum muslim dalam dua kelompok, kelompok pertama di nahkodai oleh
sahabat hamzah dan kelomppok kedua di nahkodai oleh umar bin khottab ra.
Kedua
kelompok tersebut mulai jalan beriringan menuju masjidil haram, setibanya
disana banyak kaum kafir quraisy tercengang melihat kedua nahkoda hamzah dan
umar memimpin kelompok tersebut, sejak saat itu kaum kafir quraisy mulai
dilanda kegalauan yang sangat amat sekali. Sejak saat itulah umar di juluki (Al
Faruq) oleh baginda nabi SAW.
Ibnu
mas’ud sering berkata, sejak umar masuk islam dan terang terangan
mendeklarasikan sebagai pengikut nabi Muhammad, kami mulai berani sholat di
dekat ka’bah (Mukhtashar as-sirah, syekh Abdullah Al jundi).
Dari
Shuhaib bin Sinan ar rumi, dia berkata ‘ ketika umar masuk islam, barulah islam
menampakkan diri dan dakwah dilakukan secara terang terangan. Kami juga brani
duduk duduk secara melingkar didekat ka’bah, melakukan thawaf, mengimbangi
perlakuan orang yang kasar kepada kami, sehingga tidak sering kami membalas
perlakuan dzalim orang orang kafir quraiys. “(tarikh umar bin khotthab)
Abdullah
bin mas’ud berkata, “kami merasakan izzah (harga diri yang tinggi) sejak umar
masuk islam. (HR. Bukhari, Bab islamnya umar bin khoththab)